Minggu, 31 Maret 2013

Internet Dunia Lambat Akibat Serangan Terbesar Para Hacker

Liputan6.com, Jakarta : Munculnya kelompok anti-spam yang bekerja sama dengan perusahaan hosting dikabarkan telah memicu aksi hacker di seluruh dunia. Serangan ini kemudian mempengaruhi jaringan internet, yang berdampak semakin lambatnya jaringan internet di seluruh dunia.

Serangan ini diduga dipicu oleh sebuah lembaga anti-spam bernama Spamhaus yang dianggap memfilter tersebarnya informasi di internet. Oleh Spamhaus, berbagai informasi yang tersebar dianggap sebagai spam. Malahan, Spamhaus membuat daftar hitam terkait sejumlah situs yang dianggap berbahaya dan dijual ke para penyedia layanan internet (ISP). Dari daftar hitam itulah ISP memblokir sejumlah situs yang dianggap berbahaya.

Spamhaus yang merupakan perusahaan anti-spam juga berusaha untuk membantu para penyedia layanan email dengan menyaring konten dan spam yang tidak diinginkan. Spamhaus sendiri merupakan sebuah kelompok organisasi non-profit yang berbasis di London dan Jenewa.

"Skala serangan ini yang terbesar dan belum pernah terjadi sebelumnya," papar Steve Linford, Chief Executive Spamhaus yang Liputan6.com kutip dari BBC, Kamis (28/3/2013).

Serangan yang dilakukan oleh para hacker memakai trik yang biasa dikenal sebagai DDoS atau Distributed Denial of Services. Serangan DDoS akan membanjiri lalu lintas target dan membuatnya tak bisa diakses. Banjirnya command DDoS seperti jalan tol yang dipenuhi oleh kendaraan.

Domain Name System (DNS) server milik Spamhaus diakui telah menjadi target serangan. Kekuatan serangan yang menghajarnya dinilai cukup kuat untuk menjatuhkan infrastruktur internet milik pemerintah.

"Serangan ini berpuncak pada 300 Gbps. Biasanya serangan yang menargetkan bank-bank besar dengan kekuatan 50 Gbps," ungkap Linford lagi.

Ia juga mengaku bahwa serangan DDoS sudah menghantam Spamhaus lebih dari seminggu. Saat ini, lima lembaga kepolisian dari berbagai negara disebutkan sedang menyelidiki serangan ini.

Akibat serangan hacker ke Spamhaus, layanan populer seperti Netflix pun menjadi korban dengan semakin lambatnya akses ke layanan video streaming itu. Para ahli keamanan khawatir serangan ini akan meningkat dan mempengaruhi sistem perbankan dan email.

0 komentar:

Posting Komentar